msaceh

Berita

Berita (1252)

H. Abdul Mu’in : Manusia Diciptakan Untuk Beribadah Kepada Allah SWT | (03/08)

Banda Aceh | ms-aceh.go.id

Memasuki hari ketigabelas pelaksanaan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan 1433 H, kegiatan ceramah agama setelah shalat Zuhur di mushalla Mahkamah Syar’iyah Aceh menampilkan penceramah Drs. H. Abdul Mu’in. Ustadz kita yang sehari-harinya adalah Hakim Tinggi ini menyampaikan ceramahnya bahwa kehadiran manusia di dunia ini dilindungi dan dipelihara oleh Allah. Manusia dibekali dengan segala potensi yang ada di dalam dirinya dan Allah berikan petunjuk berupa al-Quran agar manusia selamat di dunia dan selamat di akhirat. Di dunia ini Allah berikan rezeki baik yang datang dari tanah maupun yang turun dari langit agar manusia dapat hidup dan berkembang biak sampai akhir zaman.

Menurut H. Abdul Mu’in, manusia harus mengenal Tuhannya bahkan harus merasakan bahwa Allah ada dalam dirinya. “Apabila manusia mengenal Allah dan merasakan ada dalam dirinya kemanapun ia pergi, maka Insya Allah manusia yang seperti itu akan selalu taat dan beribadah kepada Allah, sebaliknya apabila tidak mengenal Allah dan tidak merasakan kehadiran Allah dalam dirinya, maka manusia yang seperti itu cenderung maksiat kepada Allah dan tidak mau melaksanakan  perintah Allah”, kata Ustadz yang mahir membaca kitab kuning ini.

Ada 3 (tiga) hal yang harus diyakini manusia agar ia selalu taat kepada Allah, yaitu

  1. Kehidupan di dunia ini diciptakan oleh Allah. Manusia lahir ke dunia ini adalah kehendak Allah dan kehidupan di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah dan menebarkan kebaikan kepada sesama.  “Manusia harus sadar betul bahwa kehidupannya di dunia ini hanya semata-mata beribadah kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya, baik ibadah yang berhubungan langsung kepada Allah maupun yang berhubungan dengan manusia”, tegas H. Abdul Mu’in.
  2. Manusia hidup di dunia ini dipelihara degan petunjuk dari Allahdan apabila manusia itu selalu berpedoman kepada petunjuk Allah yang tercantum dalam al-Quran, maka manusia itu akan hidup dengan selamat. “Allah sangat berjasa kepada manusia, sebab Allah memberikan petunjuk dalam kehidupan, baik berupa perintah maupun larangan dan tidak perlu diperdebatkan”, kata Ustadz. Dikatakan Ustadz, bahwa memakan babi haram hukumnya dan ada hikmahnya. Menurut penelitian, orang yang sering memakan daging babi akan mempengaruhi karakternya seperti karakter babi. “Karakter babi adalah tidak merasa keberatan apabila pasangannya diganggu oleh babi jantan lain, berbeda dengan karakter ayam yang keberatan apabila ada ayam jantan lain yang ingin mencoba mengganggu pasangannya, oleh karena itu janganlah memakan daging babi”, kata Ustadz seraya menjelaskan bahwa manusia akan marah apabila isterinya diganggu oleh laki-laki lain.
  3. Apabila meninggal akan diberi balasan oleh Allah. Kehidupan manusia pasti akan berakhir dengan kematian, hanya saja tidak ada yang mengetahui kapan seseorang akan meninggal, kecuali Allah. ‘Oleh karena kita akan meninggal dunia setelah habis jatah kita di dunia ini dan akan kembali kepada Allah, maka marilah kita mempersiapkan amal ibadah dengan sebanyak-banyaknya karena setiap amal yang kita kerjakan akan dibalas oleh Allah”, ajak Ustadz kepada jamaah. 

Ustadz menganjurkan agar selalu bersyukur kepada Allah atas semua rezki yang diberikan-Nya, baik dengan ucapan alhamdulillah maupun dengan perbuatan dalam bentuk amal saleh. “Dengan selalu bersyukur, maka manusia akan  selalu beribadah kepada Allah dan selalu meminta pertolongan kepada Allah dan akan mohon petunjuk agar selalu pada jalan yang benar sebagaimana disebutkan dalam surat al-Fatihah yang selalu kita baca dalam shalat”, urai Ustadz menjelaskan.

Di pengujung tausiyahnya, Ustadz mengajak jamaah agar selalu mengkomsumsi makanan halalan thoyyiban. “Saya mengajak kepada kita semua untuk selalu memakan makanan halalan thoyyiban, oleh karena makanan menjadi kenderaan untuk beribadah kepada Allah. Kalau yang dimakan halalan thoyyiban akan mudah beribadah, sebaliknya apabila memakan yang haram akan berat membawa badan untuk beribadah”, harap Ustadz sambil menutup tausiyahnya.

(H. Abd. Hamid Pulungan)

Read more...

Comment

H. Abdul Muin: Jangan bangga dengan amal ibadah | (21/01)

Banda Aceh | ms-aceh.go.id

Sebagaimana biasanya, pada setiap hari Jum’at ba’da shalat Ashar dilaksanakan ceramah agama yang bertempat di mushalla Mahkamah Syar’iyah Aceh. Kegiatan ceramah tersebut dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Hakim Tinggi, Panitera/Sekretaris, pejabat struktural dan fungsional serta pegawai lainnya.

Yang tampil sebagai penceramah pada hari Jum’at tanggal 18 Januari 2013 adalah salah seorang Hakim Tinggi, yaitu Drs. H. Abdul Muin. Dalam ceramahnya, Ustadz kita ini menyampaikan tentang ibadah yang kita laksanakan sehari-hari.  Menurut Ustadz, Ibadah yang kita laksanakan harus ikhlas, tulus dan semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah Swt. Apabila seseorang beramal dengan tujuan selain ridha Allah, maka ibadahnya tersebut menjadi sia-sia. Perintah beribadah dengan ikhlas sebagaimana disebutkan dalam surat al-Bayyinah ayat 5 yang artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. “Ibadah yang kita lakukan haruslah dengan ikhlas, hanya mengharapkan ridha Allah Swt,” kata Ustadz kita yang berasal dari Jawa Barat ini.

Ustadz menjelaskan bahwa ibadah yang dilakukan tidak boleh dibangga-banggakan dengan cara ujub dan menyebut-nyebutkannya kepada orang lain. Amal ibadah adalah perintah dari Allah Swt  dan tidak perlu pamer, misalnya seperti H. Muhyidin dalam sinetron RCTI yang selalu menyebut bahwa ia sudah haji dua kali dan hajinya dianggapnya mabrur. Amal ibadah seseorang tidak ada yang mengetahui apakah diterima Allah atau tidak dan belum tentu amal ibadah yang banyak otomatis diterima Allah Swt. “Jangan kita bangga dengan amal ibadah yang kita lakukan, oleh karena dengan bangga tersebut membuat kita menjadi ujub,” tegas Ustadz yang mahir membaca kitab gundul ini.

Dijelaskannya lebih lanjut, sebaiknya dalam beribadah tanpa ada maksud lain kecuali karena Allah dan selalu bersikap positif dengan amal yang dilakukan. “Kita harus sadar bahwa amal ibadah yang dilakukan adalah semata-mata hidayah dari Allah, oleh karena itu harus disyukuri dan jangan dianggap ibadah tersebut karena kemampuan kita sendiri,” urai Ustadz.

Ustadz menguraikan, apabila seseorang terlanjur melakukan maksiat atau dosa, misalnya meninggalkan shalat, maka hal tersebut harus disadari dengan istigfar dan segera mohon ampun kepada Allah.  Jangan dibiarkan diri kita larut dalam maksiat dan dosa tanpa sedikitpun merasa menyesal, oleh karena hal itu akan dapat membuat hati menjadi kebal dan lupa akan kebaikan. “Segeralah taubat apabila terlanjur melakukan maksiat atau dosa dan ikuti dengan amal kebajikan,” kata Ustadz kepada jamaah. Dalam surat Ali Imran ayat 135 Allah berfirman yang artinya : Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah ?

Ustadz yang ceramah kulibas – kuliah lima belas menit – menutup tausiyahnya dengan mengajak jamaah memberbanyak amal ibadah kepada Allah Swt. “Saya mengajak kita semua untuk selalu beribadah kepada Allah Swt dan semoga ibadah kita diterima Allah,” kata Ustadz seraya mengaakhiri ceramahnya.

(AHP)

Read more...

Comment

H. Abdul Muin A. Kadir : Jangan memaksakan diri memiliki harta diluar kemampuan | (14/01)

Banda Aceh | ms-aceh.go.id

Mengawali tahun 2013 ini, Mahkamah Syar’iyah Aceh kembali menggelar ceramah agama.  Kegiatan ceramah agama tersebut dilaksanakan pada setiap hari Jum’at selesai shalat Ashar di mushalla Mahkamah Syar’iyah Aceh sambil menunggu pulang kantor pukul 17.00 Wib. Kegiatan yang telah berlangsung lebih kurang 1 (satu) tahun ini dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Hakim Tinggi, Panitera/Sekretaris, pejabat struktural dan fungsional serta pegawai lainnya. Berbagai topik yang disampaikan oleh penceramah, mulai seputar masalah agama sampai dengan masalah kesehatan. Ustadz yang tampil memberikan ceramah berasal dari kalangan sendiri dan penceramah yang sengaja didatangkan dari luar.

Pengurus mushalla Mahkamah Syar’iyah Aceh Azhar Ali mengatakan, bahwa kegiatan bina mental ini adalah atas ide Ketua MS Aceh yang menginginkan agar waktu menunggu pulang kantor setelah shalat Ashar dimanfaatkan untuk ceramah agama. “Kita buat ceramah agama ba’da shalat Ashar pada hari Jum’at adalah untuk memberikan pencerahan tentang agama kepada seluruh pegawai, disamping untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya,” kata Azhar Ali menjelaskan.

Yang tampil sebagai penceramah pada hari Jum’at tanggal 11 Januari 2013 adalah salah seorang Hakim Tinggi, yaitu Drs. H. Abdul Muin A. Kadir, SH. Ustadz kita ini menyampaikan tentang wise word (kata bijak) dari seorang adik kepada abang. Kata-kata bijak itu adalah “apabila masuk pejamkan mata, dan apabila keluar jangan komentar”. Sepintas terdengar aneh dan agak menggelitik, bahkan dapat diasumsikan lain. Tetapi tunggu dulu, jangan cepat berfikiran yang aneh-aneh. Maksud kata bijak dari sang adik adalah, apabila kita masuk ke rumah orang lain, janganlah mata kita melotot dan melihat kesana kemari, tapi melihat seperti biasanya saja. “Ada orang apabila masuk ke rumah orang lain dan kebetulan si pemilik rumah orang kaya serta perabot rumah tangganya serbah mewah, lalu matanya kesana kemari,” kata Ustadz seraya menyebut kebiasaan itu adalah kaum hawa.

Ustadz menjelaskan lebih lanjut, bahwa seseorang dilarang melihat secara berlebihan isi rumah orang lain adalah supaya jangan ada maksud untuk memiliki harta dengan cara memaksakan diri. Terkadang, ada diantara manusia yang ingin memiliki harta seperti yang dimiliki orang lain, padahal kemampuannya  tidak bisa memiliki harta tersebut. Alhasil, diupayakanlah dengan berbagai cara, termasuk didalamnya dengan cara yang dilarang agama, seperti korupsi, merampok dan lain-lain. “Jangan kita memaksanakan diri untuk memiliki harta apabila hal itu diluar kemampuan,” tandas Ustadz yang sering disapa dengan AMKA ini (singkatan dari Abdul Muin A. Kadir – red).

Sementara itu, kata bijak apabila keluar jangan komentar, berarti apabila kita keluar dari rumah seseorang, jangan dikomentari isi rumah tersebut, lebih-lebih apabila komentarnya menjurus kepada fitnah. “Sering kita mengomentari orang yang memiliki harta dengan fitnah, kita tuduh yang bersangkutan memperoleh hartanya dengan cara tidak halal, misalnya hasil korupsi,” urai Ustadz seraya menjelaskan bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. 

Ustadz menjelaskan, bahwa rezeki seseorang tidak sama dengan orang lain. Ada orang yang meiliki harta melimpah, sementara itu ada orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. “Semua itu adalah ketentuan dari Allah swt dan atas hasil kerja keras seseorang,” tegas Ustadz meyakinkan.  Di ujung ceramahnya yang berdurasi lebih kurang 20 menit tersebut, Ustadz  mengajak jamaah untuk hidup sederhana dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt seraya menjelaskan bahwa Abag Adik dalam ceramahnya tersebut adalah Imam al-Gadzali dengan adiknya Imam Ahmad al-Gadzali.
(AHP)

Read more...

Comment

Subscribe to this RSS feed
lapor.png maklumat_pelayanan.jpg

HUBUNGI KAMI

Mahkamah Syar'iyah Aceh

Jl. T. Nyak Arief, Komplek Keistimewaan Aceh

Telp: 0651-7555976
Fax: 0651-7555977

Email :

ms.aceh@gmail.com

hukum.msaceh@gmail.com

kepegawaianmsaceh@gmail.com

jinayat.msaceh@gmail.com

LOKASI KANTOR