Ceramah pada MS Aceh : Indahnya Berbagi di Bulan Ramadhan | (16/7)
- Published in Berita
- Be the first to comment!
Banda Aceh | ms-aceh.go.id
Memasuki hari keenam pada minggu kedua bulan suci Ramadhan 1434 H yang bertindak sebagai penceramah ba’da shalat Zuhur pada kegiatan Ramadhan Mahkamah Syar’iyah Aceh adalah seorang Ustadz dari jajaran Kementerian Agama Aceh yang bernama Zulkarnaini, S. Ag., MA. Dalam ceramahnya, Ustadz yang sehari-harinya adalah Kepala KUA Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh ini menyampaikan tentang keutamaan bersedeqah pada bulan Ramadhan. Ustadz mengutip surat Ali Imran ayat 92 yang artinya : Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Menurut Ustadz, agar sempurna ibadah puasa yang dilaksanakan, maka sebaiknya dibarengi dengan berbagi rezeki dengan orang lain. Ustadz mencontohkan, bahwa orang yang memberi buka puasa kepada orang lain akan mendapat pahala puasa yang sama dengan tanpa menguragi pahala puasa yang menerima buka puasa tersebut. “Saya mengajak kita semua agar berbagi rezeki pada bulan Ramadhan ini terutama kepada fakir miskin dan anak yatim,” kata Ustadz seraya membacakan surat Dhuha ayat 9 – 11.
Ustadz menjelaskan lebih lanjut bahwa apabila orang kaya membagikan sebagian hartanya kepada orang miskin dan anak yatim, baik berupa zakat atau sedekah, maka hartanya akan berkah. Sebab orang yang menerima sedekah akan selalu mendoakan dermawan agar hartanya bertambah dan berkah. “Orang yang selalu memberikan sebagian hartanya kepada orang lain, sesungguhnya hartanya tidak berkurang bahkan bertambah dari sisi berkahnya,” tandas Ustadz.
Indahnya berbagi pada bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalan bulan ibadah yang sangat dianjurkan kepada umat Islam untuk berbuat amal kebajikan sebanyak-banyaknya, karena pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan nilai pahala ibadah. Puasa yang dilaksanakan telah mengajarkan bagaimana perihnya rasa lapar dan haus yang mengandung arti akan penderitaan orang miskin dan anak yatim. Manakala orang kaya mau berbagi dan mensedekahkan sebagian hartanya kepada orang miskin dan anak yatim, alangkah indahnya bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini. “Alangkah indahnya Ramadhan ini apabila kita mau berbagi dengan orang miskin dan anak yatim,” urai Ustadz dengan senyum.
Ustadz memuji kebiasaan masyarakat yang menyediakan buka bersama di mesjid bagi siapa saja yang datang ke mesjid. Hal tersebut mengisyaratkan betapa indahnya rasa kebersamaan dalam kehidupan ini seolah-olah tidak ada perbedaan antara orang kaya dan orang miskin. “Mari kita dukung acara buka bersama di mesjid agar tercipta rasa kebersamaan,” ajak Ustadz.
Ustadz menguraikan keutamaan bersedekah pada bulan Ramadhan salah satu diantaranya adalah mendapat naungan di hari akhirat. Menurut Ustadz, penantian tibanya hari hisab sangat panjang dan lama dan pada hari itu suasananya panas menyengat. “Bagi orang yang selalu bersedekah pada bulan Ramadhan akan mendapatkan naungan,” urai Ustadz.
Ustadz mengingatkan agar jangan sampai pahala sedekah yang melimpah menjadi terhapus sia-sia. Ada tiga hal yang menyebabkan pahala sedekah menjadi hapus :
Pertama, menyebut-nyebut sedekah dengan maksud menunjukkan kelebihan dirinya dibanding dengan orang lain yang diberikan sedekah.
Kedua, menyakiti orang yang diberi sedekah dengan ucapan dan perkataan yang merendahkan kedudukan dan kehormatan orang yang diberi sedekah.
Ketiga, perbuatan riya’, yaitu menampakkan amalnya kepada manusia karena ingin mendapatkan pujian.
“Jangan sampai amal sedekah menjadi hapus pahalanya,” imbuh Ustadz mengingatkan seraya menutup tausiyahnya.
(AHP)