H. Abd. Hamid Pulungan : Mari Berlomba-Lomba Meraih Malam Kemuliaan | (10/08)
- Published in Berita
- Be the first to comment!
Banda Aceh | ms-aceh.go.id
Memasuki hari kedua puluhpelaksanaan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan 1433 H, kegiatan ceramah agama setelah shalat Zuhur di mushalla Mahkamah Syar’iyah Aceh menampilkan penceramah H. Abd. Hamid Pulunganyang sehari-harinya adalah Hakim Tinggi. Ustadz kita ini menyampaikan dalam ceramahnya bahwa memasuki hari kesepuluh yang terakhir pada bulan Ramadhan ini adalah akan datangnya malam lailatul qadr (malam kemuliaan). Dalam al-Quran surat al-Qadr ayat 3 disebutkan, bahwa malam lailatul qadr lebih baik dari pada seribu bulan.
Menurut H. Abd. Hamid Pulungan, tatkala memasuki sepuluh yang terakhir Ramadhan Rasulullah SAW membangunkan keluarganya untuk bersama-sama melaksanakan ibadah, baik shalat malam maupun membaca al-Qur’an. “Saya mengajak kita semua untuk menghidupkan malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan amal ibadah dan kita ajak keluarga kita untuk melakukan hal yang sama terutama untuk mendapatkan malam lailatul qadr”, kata H. Abd. Hamid Pulungan seraya menyebut bahwa jangan sampai berubah lailatul qadr menjadi lailatul bakar (membuat kue red).
Disebutkannya, bahwa kebiasaan Ibu-ibu dalam menyongsong hari Raya Idul Fitri disibukkan dengan membuat kue dan makanan lainnya yang akan disuguhkan pada hari Raya nantinya. “Mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan hari Raya Idul Fitri boleh-boleh saja, tapi jangan sampai kegiatan tersebut menjadikan amal ibadah terlupakan”, ujar Ustadz kita ini seraya menyebut kebiasaan membuat dodol di Sumatera Utara terkadang lupa shalat tarawih bahkan ada yang batal puasanya apabila membuat dodol tersebut dilaksanakan pada siang hari.
Dalam ceramahnya, Ustadz yang juga adalah Redaktur IT ini menyebut bahwa Allah telah menetapkan umat Islam sebagai hamba pilihannya sebagaimana disebutkan dalam surat Fathir ayat 32. Namun demikian ada 3 (tiga) golongan manusia dalam memahami dan mengamalkan ajaran al-Qur’an, yaitu :
Pertama, orang yang dzalim kepada dirinya sendiri. Umat Islam telah dibekali dengan al-Qur’an sebagai petunjuk dalam kehidupan. Apabila isi al-Qur’an diamalkan dan dilaksanakan dengan baik, Insya Allah akan selamat dunia dan akhirat. Tapi ternyata banyak diantara manusia yang tidak melaksanakan isi al-Qur’an, bahkan tidak perduli sama sekali, misalnya banyak orang yang tidak berpuasa padahal tidak ada halangan sar’i.
Kedua, orang yang setengah hati dalam melaksanakan ajaran al-Qur’an. Banyak diantara kita yang melaksanakan shalat, tetapi ada yang tinggal, begitu juga banyak orang yang berpuasa tetapi ada yang batal dan lain sebagainya. Semestinya harus melaksanakan ajaran agama secara utuh dan sempurna dan kewajiban dilaksanakan dengan baik dan larangan dijauhi secara total.
Ketiga, orang yang berlomba-lomba melaksanakan ajaran agama. Berlomba-lomba dalam meraih kebajikan harus digalakkan, baik amal yang berhubungan dengan Allah maupun amal yang berhubungan dengan manusia.
Ustadz H. Abd. Hamid menjelaskan, bahwa bekerja dengan baik sesuai dengan tipoksi adalah termasuk ibadah. “Saya mengajak kepada kita semua untuk berlomba-lomba bekerja dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tugas kita masing-masing karena bekerja dengan baik adalah ibadah dan agar Mahkamah Syar’iyah yang kita banggakan ini menjadi yang terbaik”, harap Ustadz dengan mencontohkan pembuatan berita dalam website pada tahun 2011 hanya 9 berita dan sampai Agustus 2012 ini telah mencapai 105 berita.
Di pengujung tausiyahnya, Ustadz mengajak jamaah untuk meningkatkan amal ibadah dan bekerja dengan sebaiknya-baiknya. “Marilah kita berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, dengan motto bersama kita bisa”, tegasnya seraya menutup ceramahnya.